Selasa, 17 Mei 2011

Microsoft Dukung Pendidikan di “Awan”

Bergeraknya dunia pendidikan menuju era sekolah digital abad ke-21, ditandai dengan semakin tingginya tuntutan siswa akan akses tak terbatas pada informasi. Akses yang bersifat kapan pun dan di mana pun.
Empat puluh lima juta orang, demikian total jumlah siswa di seluruh Indonesia saat ini. Jumlah tersebut merupakan segmentasi dari sekitar 165.000 buah sekolah (SD-SMA) dan sebanyak 4.500 buah universitas yang tersebar di seluruh Indonesia. Jumlah ini tentunya akan terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2015 mendatang, angka siswa yang duduk di tingkat perguruan tinggi diperkirakan akan mencapai 250 juta orang.
 Lembaga riset Gartner pun sudah memproyeksikan hal ini. Menurutnya, pada tahun 2020 mendatang, sebanyak 60 persen dari lembaga-lembaga pendidikan tinggi akan mentransformasikan seluruh sistemnya menjadi sistem online.  Di sinilah peran, fungsi, dan pemanfaatan teknologi informasi (TI) dalam dunia pendidikan tidak dapat ditawar lagi.
Keberadaan dan penggunaan TI dalam sebuah institusi pendidikan kini bahkan sudah diposisikan dan digunakan sebagai penentu kualitas pendidikan. “Jumlah angkatan siswa di Indonesia merupakan potensi besar yang harus diasah sejak dini, termasuk mendukung dengan penyediaan teknologi, di mana Microsoft berperan sebagai mitra setia,” ujar Mutia Nandika (Education Lead PT. Microsoft Indonesia).
Di sini, visi Microsoft untuk mewujudkan masyarakat yang inovatif dan berbasis ilmu pengetahuan diwujudkan. Melalui bendera Microsoft Education, raksasa software yang telah berpengalamam selama 15 tahun ini pun berinisiatif ingin melayani masyarakat dan dunia pendidikan di seluruh siklus masa edukasi.
Berbagai program jangka panjang pun digelontor Microsoft. Mulai dari DreamSpark yang menyediakan aneka software pilihan bagi kegiatan belajar-mengajar, pendirian Microsoft Innovation Center di lingkungan kampus, dan program kompetisi Imagine Cup untuk mencari individu berbakat. Adapula  program BizSpark yang memberi kesempatan mahasiswa untuk berwiraswasta, program WebsiteSpark, program Live@Edu yang mendukung kolaborasi dan kegiatan pembinaan sumber daya pengajar profesional melalui program Partners In Learning (PIL).
“Microsoft PIL sangat membuka wawasan, jaringan dan komunikasi [bagi para guru dan siswa] untuk dapat saling berbagi informasi sekaligus sebagai pembelajaran antara guru secara global,” cetus Bakrowi Jumiran (Guru IPA SMP Nasional KPS Balikpapan). Bakrowi menambahkan bahwa ini akan menumbuhkan semangat baru bagi guru, bagaikan bola salju yang terus meluncur menjadi kekuatan yang lebih besar untuk berkreasi serta berinovasi di dalam proses pendidikan.
Microsoft Live@Edu, pendidikan digital abad ke-21

Salah satu program jangka panjang Microsoft untuk mendukung dunia pendidikan abad ke-21 adalah melalui Microsoft Live@Edu. Dalam program ini, Microsoft akan menyediakan sebuah paket perangkat online yang diberikan pada institusi pendidikan. Gunanya, memberdayakan pendidik dan siswa untuk melakukan yang terbaik dalam berinteraksi, berkolaborasi, dan belajar.
“Setiap guru dan murid akan diberikan sebuah Windows Live ID yang akan membuka akses mereka kepada outlook Live sebesar 10 GB yang memungkinkan mereka untuk saling terhubung dan berkomunikasi,” tutur Siti Wulandari (Education Industry Maketing Manager, PT. Microsoft Indonesia) dalam jumpa pers di Bird Cage, Jakarta pada pertengahan Februari lalu.
Tentu saja melalui sistem pendidikan di “awan” ini, inovasi TI di masa depan akan mendorong transformasi industri  TI. “Kalau kita mengenal internet pada era 1990-an, server di pertengahan 1980-an, dan PC di awal tahun 1980, maka komputasi awan (cloud computing) akan menjadi bentuk produktivitas di masa depan,” terang Ndari.
Ndari juga menambahkan, pengguna akan mendapatkan Office Live Workspace sebesar 5 GB yang dapat digunakan untuk menyimpan, mengakses, berbagi serta bekerja dengan dokumen dan data secara kolaboratif. Kapasitas Sky Drive sebesar 25 GB juga tersedia bagi mereka untuk menyimpan data. Seluruh fasilitas tersebut dapat dinikmati oleh organisasi pendidikan dengan biaya 86 persen lebih rendah daripada harga komersial umumnya.
Senada dengan Ndari, Ananta Gondomono (Education Program Manager, Public Senior Microsoft) yang juga hadir pada konferensi pers tersebut pun bertutur, “Saat ini Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) tidak harus di laptop/PC, kalau mau lompat ke smartphone kenapa tidak.” Intinya, kalau dulu guru yang menjadi pusat, sekarang siswa yang menjadi pusat.  
Apa saja manfaat Live@Edu?
  • Memiliki sebuah inbox Outlook Live dengan identitas universitas. Sekolah dapat memberikan setiap siswanya sebuah inbox Outlook Live dengan alamat email universitas.
  • Microsoft Office Web Apps: fungsionalitas web Microsoft Office 2010. Melalui fasilitas ini, para siswa, fakultas, dan staf bisa mengakses dokumen-dokumen online dan serta berbagi dokumen pekerjaan mereka pada rekan-rekan yang lain.
  • Windows Live SkyDrive. Feature ini menawarkan ruang penyimpanan dokumen berkapasitas 25 GB yang dilindungi dengan sandi.
  • Windows Live Messenger. Feature chat ini memungkinkan pengguna untuk berbicara dengan teman, keluarga dan rekan kerja berbasis audio maupun video. Feature ini berfungsi sebagai instant messenger (IM) untuk kepentingan kelompok belajar.
  • Windows Live Profile. Dengan feature ini, siswa dapat merancang profil diri secara online untuk melamar pekerjaan ke kantor. Siswa, alumni, fakultas, kelompok dan departemen dapat menggunakan ruang ini untuk berbagi informasi, foto, blog (yang didukung Wordpress).
  •  Windows Live di handphone. Pengguna dapat mengakses email dan IM mereka dari handphone atau perangkat lain via Web. Sementara itu, biaya tambahan untuk berlangganan akan dikenakan untuk layanan data nirkabel.
 Sumber : http://www.infokomputer.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar