Rabu, 11 Mei 2011

ILMU PENGETAHUAN DAN PENELITIAN

Ilmu atau “sains” adalah pengetahuan tentang fakta-fakta, baik natural maupun social. Penelitian adalah riset atau penyidikan yang hati-hati dan kritis dalam mencari fakta dan prinsip-prinsip.
Ilmu dan proses berpikir

Defenisi dari ilmu ada 2 :
  “ ilmu adalah pengetahuan bersifat umum atau sistematik, pengetahuan dimana dapat di simpul dalil-dalil tertentu menurut kaidah-kaidah umum.”
 “  ilmu adalah pengetahuan yang sudah di coba dan di atur menurut urutan dan arti yang menyeluruh dan sistematik.”

Karena keingintahuan manusia terhadap masalah-masalah social telah membuat orang mengadakan pengamatan-pengamatan sistematik terhadap fenomena-fenomena social seperti Sosiologi, Antropologo, dan sebagainya.

Menurut Maranon (1953), ilmu mencakup lapangan yang sangat luas, menjangkau semua aspek tentang progres manusia secara menyeluruh. Termaksud didalamnya pengetahuan yang telah di rumuskan secara sistematik yang di hasilkan dari beberapa percobaan yang terus menerus yang telah menghasilkan bermacam kebenaran yang bersifat umum.
Sedangkan menurut Tan (1954), ilmu adalah bukan saja suatu himpunan pengetahuan yang sistematis, tetapi juga 1 metodologi. Ilmu telah memberika metode dan sistem yang mana tanpa ilmu, semua itu akan hanya menjadi suatu kebutuhan saja.
Ilmu memiliki materi-materi alamiah dan memberikan suatu rasional yang membetuk kebiasaan serta meningkatkan keterampilan observasi, percobaan, klasifikasi analisa serta membuat generalisasi.
 Konsep antara ilmu dan berpikir adalah sama. Dalam memecahkan masalah keduanya dimulai dari rasa sangsi dan kebutuhan akan sesuatu hal yang bersifat umum, proses berpikir adalah suatu refleksi yang teratur dan hati-hati proses ini lahir dari rasa sangsi dari suatu rasa keinginan dari suatu ketentuan kemudian tumbuh menjadi suatu masalah yang khas.
Menurut Dewey (1933) proses berpikir dari manusia normal mempunyai urutan :
  • Timbul rasa sulit, baik dalam bentuk adaptasi terhadap alat, sulit mengenal sifat, ataupun dalam menerangkan hal-hal yang muncul secara tiba-tiba.
  • Kemudian rasa sulit tersebut diberi defenisi dalam bentuk permasalahan.
  •  Timbul suatu kemungkinan pemecahan yang berupa reka-reka, hipotesa , inferensi atau teori.
  •  Ide-ide pemecahan diuraikan secara rasional melalui pembentukan implikasi dengan jalan mengumpulkan bukti-bukti (data).
  • Menguatkan pembuktian tentang ide-ide di atas dan menyimpulkan baik melalui keterangan-keterangan ataupun percobaan.
Sedangkan menurut Kelly (1930), proses berpikir menuruti langkah-langkah berikut :
  • Timbul rasa sulit.
  • Rasa sulit tersebut didefenisikan.
  • Mencari suatu pemecahan sementara.
  • Menambah keterangan terhadap pemecahan tadi yang menuju kepada kepercayaan bahwa pemecahan tersebut adalah  benar.
  •  Melakukan pemecahan lebih lanjut dengan verifikasi eksperimental
  • Mengadakan penilaian terhadap penemuan-penemuan eksperimental menuju pemecahan secara mental untuk diterima atau di tolak sehingga kembali menemukan rasa sulit.
  •  Memberikan suatu pandangan ke depan atau gambaran mental tentang situasi yang akan datang untuk dapat menggunakan pemecahan itu secara tepat.
Dari keterangan-keterangan di atas disimpulkan bahwa cara berpikir secara nalar punya criteria yang penting:
  •  Ada unsur logis di dalamnya.
  •  Ada unsur analitis di dalamnya.
Ciri pertama dari berpikir dengan adanya unsur logis didalamnya. Tiap bentuk berpikir mempunyai logikanya tersendiri. Yang disebut juga berpikir secara nalar. Perlu juga dijelaskan bahwa konotasi dari berpikir logis adalah jamak,bukannya tunggal. Karena itu sebuah kegiatan berpikir dapat saja secara logis dan menurut logika. Kecenderungan tersebut dapat menjurus kepada hal yang disebut kekacauan penalaran, dikarenakan tidak adanya konsistensi dalam menggunakan pola pikir.

Ciri kedua dari berpikir adalah adanya unsur analitis dalam berpikir itu sendiri. Yang mana sifat ini merupakan konsukuensi dengan adanya pola berpikir. Berpikir secara ilmiah bararti menggunakan analitis di bidang ilmiah. Dengan kata lain berpikir tidak terlepas dari daya imaginative seseorang dalam merangkai  rambu-rambu pikirannya ked ala suatu pola tertentu,yang dapat timbul sebagai bentuk kejeniusan seorang ilmuwan.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar