Organisasi  Kesehatan Dunia (WHO) mewanti-wanti diare kini bisa  mematikan. Di   Jerman, dan sejumlah negara Eropa, wabah diare telah  merenggut sejumlah  nyawa.  Di Jerman, misalnya, sedikitnya 30 orang  tewas. Kini, ribuan  orang terjangkit wabah ini. Penyakit itu juga  terdeteksi di Amerika  Serikat dan Kanada. 
Peneliti  WHO di Indonesia, Dr. Graham Tallis, mengungkapkan diare  maut itu  adalah penyakit haemolytic uraemic syndrome (HUS), disebabkan  bakteri  Enterohaemorrhagic Escherichia coli (EHEC).  Serotip bakteri ini   langka, yaitu E. coli o104:H4. Ini jenis bakteri ganas. “Penderita akan   mengalami kerusakan ginjal, dan komplikasi parah dari infeksi EHEC,”   ujar Tallis kepada VIVAnews melalui surel, 10 Juni 2011.
Meskipun  berlangsung di Jerman, dan negara Eropa lainnya, Tallis  memperingatkan  wabah itu bisa mengancam Indonesia.  Penularan bisa  terjadi dari  mereka yang baru-baru ini berkunjung ke tempat wabah,  seperti di  Jerman. Apalagi bila kini merasakan gejala diare.
Tallis  pun memaparkan langkah pencegahan, dan siaga menghadapi wabah  diare  mematikan itu.  Berikut petikan wawancara VIVAnews dengan Tallis,   Manajer Program Pemantauan Penyakit dan Epidemiologi untuk Kantor   Perwakilan WHO di Indonesia.
Apa itu EHEC dan HUS, dan seberapa fatal dampaknya bagi manusia?Enterohaemorrhagic   Escherichia coli (EHEC) adalah bakteri E. Coli patogen yang menyerang   manusia dan dapat menyebabkan diare berdarah. Bakteri itu dapat   berkembang menjadi penyakit haemolytic uraemic syndrome (HUS). Penyakit   ini bisa merenggut nyawa pengidapnya. Penderita akan mengalami  kerusakan  ginjal dan komplikasi parah dari infeksi EHEC.
EHEC  juga disebut sebagai bakteri E. Coli penghasil shigatoxin  (STEC).  Selain itu, EHEC juga menghasilkan verocytotoxin, yang disebut  VTEC.  Hewan dapat  membawa beberapa tipe STEC/VTEC di usus mereka, yang  tidak  membahayakan ke manusia.Jerman dan sejumlah negara Eropa kini terserang bakteri itu. Penyebarannya bisa dideteksi?E. Coli merupakan bakteri umum yang ditemukan di usus manusia dan hewan berdarah panas. Namun, jenis yang muncul baru-baru ini adalah serotip EHEC yang langka (E. coli o104:H4). Jenis ini ganas dan telah menyebabkan banyak orang di Jerman jatuh sakit, bahkan ada yang meninggal dunia.
Kasus-kasus serupa juga terjadi di 12 negara lainnya. Para penderita rata-rata pernah berkunjung ke atau tinggal di Jerman. Satu kasus masih diselidiki asal muasalnya.
Kapan wabah E. Coli mematikan ini bisa diatasi?Karena sumber penyebaran belum dapat dipastikan, maka sulit mengatakan sampai kapan wabah ini terus berlangsung.
Terlepas dari wabah penularan EHEC di Jerman, serotip EHEC, o104:H4 merupakan bakteri langka. Sebelum ini, bakteri itu ditemukan pada tubuh manusia, namun tak didapati dalam wabah EHEC. Fakta ini telah dikonfirmasi oleh Pusat Kerjasama WHO untuk Rujukan dan Penelitian Escherichia dan Klebsiella di Statens Serum Institut, Denmark.
Pihak berwenang melaporkan jenis penyebab wabah adalah EHEC serotip O104:H4, atau lebih tepatnya strain dari enteroaggregative verocytotoxin-producing E. coli (EAggEC VTEC) O104:H4.
Bagaimana cara bakteri itu menular? Bakteri ini menular melalui saluran feses (kotoran padat dari tubuh) dan mulut, serta konsumsi makanan tercemar, produk daging olahan mentah, bahan makanan mentah, dan susu yang belum dimasak. Sumber penularan lain adalah air tercemar, dan hewan pembawa bakteri ini. Kontak dengan pasien yang sakit karena EHEC, juga dapat menjadi sumber penularan, jika tidak diterapkan kontrol infeksi memadai.
Masa inkubasi biasanya antara 48 hingga 72 jam, namun bisa berlangsung hingga sepuluh hari.
Apakah wabah ini bisa menular ke negara tropis seperti Indonesia?Seperti telah dijelaskan sebelumnya, penyakit ini bisa saja menyerang orang yang pernah berkunjung ke Jerman. Maka, warga Indonesia yang berkunjung ke Jerman harus mengambil langkah-langkah waspada.
Secara umum langkah-langkah pencegahan penularan EHEC mirip dengan cara mencegah penyakit lain yang ditularkan melalui makanan, dengan menjaga kebersihan makanan sesuai Lima Langkah Kunci WHO untuk Keamanan Pangan.
Apa yang harus dilakukan warga mencegah wabah itu?Saran utama adalah mencuci tangan setelah menggunakan toilet dan sebelum makan. Cucilah makanan dengan teliti menggunakan air bersih, terutama bila akan disantap mentah. Pisahkan bahan makanan yang sudah dibersihkan dengan yang belum dibersihkan, untuk mencegah pencemaran silang.
Mereka yang berkunjung ke wilayah yang dilanda wabah juga harus mengikuti saran dari pihak berwenang lokal dan nasional setempat. Pada umumnya, masyarakat harus menjaga kebersihan pengolahan dan penyajian makanan, sesuai saran WHO.
Bagaimana dengan mereka yang berada di daerah wabah?Mereka yang berada atau baru-baru ini pernah ke Jerman bagian utara, bila menderita gejala diare, segeralah pergi ke dokter. Pastikan tangan telah dibersihkan dengan sabun, terutama bila ingin menyentuh anak-anak kecil, dan orang yang mengalami penurunan kekebalan tubuh (immunocompromised).
Mereka yang menderita diare parah, atau berdarah, harus segera mencari atau mendapat perawatan medis. Juga memberitahu tenaga kesehatan, bahwa baru saja bepergian ke Jerman. Jangan sekali-kali mengobati sendiri sakit diare itu, atau menggunakan antibiotik, karena langkah demikian dapat memperparah keadaan.(np)
sumber : VIVAnews

 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar