Rabu, 15 Juni 2011

Keseharian dan Nilai Kebaikan

Setelah bulan puasa dan melewati hari lebaran, kita kembali bekerja. Kembali menghadapi berbagai hal, berbagai tantangan. Ada saatnya kita kesal, kecewa, frustrasi dan lain sebagainya. Terkadang, latihan fisik, mental dan spiritual serta religius yang dijalani selama bulan puasa lalu, mendadak terlupakan.

Wah kalau begitu sayang ya, manfaat pelatihan di bulan puasa tersebut. Saya yakin setiap agama juga mempunyai masa-masa ‘pelatihan’ yang merupakan bagian dari ibadah beragama. Tetapi pelatihan diri ini bisa menjadi tidak ada artinya misalnya jika tindakan kita selanjutnya tidak mencerminkan nilai kebaikan yang menjadi tujuan dari peribadahan kita, misalnya setelah beribadah, keesokannya kita kembali ngaret dan tidak menghargai waktu orang lain, kembali membuang sampah sembarangan, kembali lalai memenuhi janji, kembali menyakiti orang lain, kembali ‘sradak sruduk’ di jalan dan lain sebagainya.

Banyak hal di berbagai agama melatih manusia untuk hidup secara SADAR. Namun sering kali manusia menjalani pelatihan dan ibadah tersebut hanya dalam periode tertentu saja, setelah selesai, manfaat dan tujuan utama pelatihan dan ibadah tersebut sendiri terlupakan atau seakan menjadi sesuatu yang terpisah sama sekali dari kehidupan sehari-hari.

Untuk saya pribadi, semua langkah kita menjadi bagian pancaran dari nilai yang kita pelajari dalam agama masing-masing, dalam semua tindakan kita sehari-hari. Sesuatu yang menjadi satu, terintegrasi. Percuma saja jika saya beribadah jika selanjutnya saya tidak memelihara lingkungan sekitar saya, buang sampah sembarangan, atau menyakiti orang lain,  tidak memenuhi janji yang saya buat, misalnya. Atau misalnya saya beribadah, tapi kemudian keesokan harinya, saya tidak menghormati orang lain dan main hakim terhadap orang lain, merasa diri yang paling benar. Atau misalnya setelah sebulan berpuasa keesokan harinya saya sradak sruduk dijalan tanpa memperhatikan keselamatan orang lain. Atau, sayang sekali kita beribadah jika keesokan harinya kita masih memelihara sifat pendendam dan pendengki. Semua nilai kebaikan yang kita pelajari dalam setiap agama yang kita peluk, menjadi sirna saat kita tidak mempraktekannya dalam kehidupan sehari-hari.
Sederhana sekali, sebetulnya apa yang kita lakukan dan nilai-nilai kebaikan yang kita pelajari dalam agama apapun, bukan hanya dalam konteks menjalani ritualnya saja, tetapi bahwa itu akan menjadi bermanfaat dan relevan saat kita membawanya dalam tingkah laku kita sehari-hari dan membawa kebaikan mulai dari lingkungan terkecil di keluarga, hingga ke masyarakat , serta dalam kehidupan. Itulah gunanya untuk selalu meningkatkan KESADARAN di dalam diri kita agar  kita bisa kerap membawa nilai kebaikan dalam kehidupan.

Mulai sekarang, yuk kita secara sadar membawa nilai kebaikan dan cinta kasih dalam perilaku kita sehari-hari.

Dengan posting ini, saya juga ingin mengucapkan mohon maaf lahir dan batin. Mohon maaf jika ada tindakan saya yang menyakiti atau menyinggung teman-teman.

Love and peace.

sumber : http://id.omg.yahoo.com/blogs/keseharian-dan-nilai-kebaikan-maylaffayza-16.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar